Kupas Tuntas Tentang ISIS


SEJARAH ISIS

ISIS artinya Islamic state of Iraq wa Suriah. Sejarah lahirnya ISIS dimulai pada tahun 1999 dimana saat itu kelompok ini masih bernama Jama’at al-Tawhid wal-Jihad dan pendahulu dari Tanzim Qaidat al-Jihad fi Bilad al-Rafidayn yang biasa dikenal sebagai Al-Qaeda. Pada tahun 2006, kelompok ini bergabung dengan kelompok serupa untuk membentuk Mujahideen Shura Council yang berkonsolidasi lebih jauh untuk membentuk Islamic State of Iraq (ISI). Pada masa puncaknya, ISI mendapat perhatian penuh di Al Anbar, Nineveh, Kirkuk, dan area-area lainnya. Pada tahun 2008, banyak kelompok Sunni Iraq yang mengkritik cara mereka yang kasar, membuat popularitasnya menciut. 
Sejarah lahirnya ISIS bermula dari Jama’at al-Tawhid wal-Jihad, sebuah pasukan milisi yang dipimpin dan didirikan oleh seorang berkebangsaan Jordania, Abu Musab al-Zarqawi. Menyusul invasi Iraq pada tahun 2003, Jama’at al-Tawhid wal-Jihad berhasil menjadi terkenal pada era-era awal kekacauan di Iraq bukan hanya dengan menyerang tentara koalisi, tapi juga dengan serangan bunuh diri yang berkali-kali dilakukan yang tidak jarang menjadikan sipil sebagai target mereka. Hal lain yang membuat nama mereka dikenal dunia adalah pemenggalan tawanan, salah satunya Nick Berg yang videonya disebarkan kemana-mana.
Kelompok pemberontak arahan al-Zarqawi ini menjadi semakin besar dan mulai menarik petarung-petarung baru. Puncaknya adalah pada bulan Oktober tahun 2004, dimana kelompok ini secara resmi memutuskan untuk bergabung dengan jaringan al-Qaeda miliki Osama bin Laden dan mengganti namanya menjadi Tanzim Qaidat al-Jihad fi Bilad al-Rafidayn yang juga dikenal sebagai Al-Qaeda in Iraq (AQI). Semenjak kejadian ini, serangan AQI terhadap masyarakat sipil dan pemerintahan Iraq, serta pasukan keamanan mulai meningkat tajam. Pada surat yang ditujukan untuk al-Zarqawi pada Juli 2005, pemimpin deputi al-Qaeda saat itu, Ayman al-Zawahiri menuliskan sebuah rencana empat tingkat yang akan dilakukan untuk memperluas perang Iraq yang di dalamnya termasuk menendang keluar tentara Amerika dari Iraq, membangun sebuah kekhalifahan, memperluas konflik ini kepada tetangga Iraq yang sekuler, dan ikut serta dalam konflik Arab dan Israel.
Sejarah lahirnya ISIS kembali mencapai titik baru saat Tanzim Qaidat al-Jihad fi Bilad al-Rafidayn bergabung dengan beberapa kelompok serupa dari Iraq pada 15 Oktober 2006 dam mengubah nama mereka menjadi Dawlat al-Iraq al-Islamiyyah atau Islamic State of Iraq (ISI). Studi dari badan intelijen Amerika pada awal tahun 2007 menyatakan bahwa ISI berniat untuk mengambil alih kekuasaan di area pusat dan barat negara tersebut dan mengubahnya menjadi negara Islam Sunni. Kelompok baru ini semakin meningkat kekuatannya dan mulai mendapat banyak pengakuan di berbagai tempat seperti Al Anbar hingga Baghdad. Mereka juga melakukan klaim Baqubah sebagai ibukota.
Pada tahun 2007, kelompok ini melakukan sebuah serangan yang amat kejam dan menyeluruh terhadap masyarakat Iraq. Serangan ini melukai image yang selama ini mereka coba buat, dan membuat kelompok ini kehilangan banyak pendukung. Bukan hanya kehilangan pendukung, masyarakat sekitar juga mulai mengisolasi orang-orang yang mereka kenal sebagai anggota ISI. Beberapa militan Sunni yang dulu tergabung dalam kelompok ini juga mulai memihak kepada pasukan Amerika, dimana pasukan Amerika kemudian memberi suplai lebih banyak dan dengan bantuan orang-orang baru demi menjalankan operasi yang menyerang grup ini langsung.
Titik tertinggi dalam sejarah lahirnya ISIS dimulai pada bulan Maret 2011 dimana terjadi proses di Syria terhadap pemerintahan yang tengah berlangsung dan dipimpin oleh Bashar al-Assad. Di bulan tersebut, sering terjadi kekerasan antara para demonstran dengan tenaga pengamanan yang kemudian berlanjut pada militerisasi konflik terkait. Pada April 2013, al-Baghdadi merilis sebuah statement audio dimana isinya tentang pendirian dan penyokongan finansial barisan al-Nusra oleh ISI dan bahwa kedua kelompok tadi bergabung membentuk ad-Dawlah al-Islamiyah fil Iraq wa ash-Sham. Al-Jawlani yang saat itu menjadi pemimpin al-Nusra menerbitkan sebuah statement yang mengatakan bahwa ia menolak penggabungan tersebut dan bahwa ia sama sekali tidak mengetahui tentang hal itu. Pada Juni 2013, Al Jazeera melaporkan bahwa mereka menerima sebuah surat dari pemimpin al-Qaeda, yaitu Ayman al-Zawahiri yang juga menolak penggabungan tersebut. Di bulan yang sama, al-Baghdadi kembali merilis sebuah pesan audio menolak pemerintahan al-Zawahiri dan mendeklarasikan bahwa penggabungan akan tetap terjadi. Pada bulan Oktober 2013, al-Zawahiri mulai menjadi keras dan memerintahkan untuk pembubaran ISIS serta menjadikan al-Nusra memipin usaha jihad di Syria. Al-Baghdadi tidak menyerah, dan malah mempertanyakan kepemimpinan al-Zawahiri dengan basis yuriprudensi Islam. Akhirnya, pada Februari 2014 al-Qaeda memutuskan seluruh hubungan mereka dengan ISIS.
Sejarah lahirnya ISIS selesai tanpa mengakhiri gerakan jihad ini karena pada 29 Juni, ISIS melepaskan kata-kata “Iraq dan as-Sham” pada nama mereka dan mulai memanggil diri mereka sebagai Islamic State (IS) yang secara bersamaan memproklamirkan diri mereka sendiri sebagai kekhalifahan dan mengangkat Abu Bakar al-Baghdadi sebagai khalifah mereka. Deklarasi kekhalifahan ini menjadi bahan kritik pedas dari berbagai petinggi Islam. Para analis juga menilai pelepasan kata “Iraq dan as-Sham” merupakan sebuah cara bagi IS untuk melebarkan lingkup kelompok ini. Analis teroris, Laith Alkhouri juga menyimpulkan bahwa setelah menundukkan banyak area di Syria dan Iraq, IS merasa bahwa ini adalah saat yang tepat bagi mereka untuk mengambil alih kontrol akan pergerakan jihadis dalam skala global.
Siapa Pemimpin ISIS?
Sepak terjang ISIS selama ini dikomando oleh sejumlah pemimpin. Tim investigasi Al-Arabiya berhasil mengungkap 20 pemimpin ISIS beserta asal usulnya. Empat di antaranya,
1. Abu Bakr al-Baghdadi

Ibrahim Awwad al-Badri atau yang dikenal Abu Bakr al-Baghdadi merupakan pemimpin teratas ISIS. Menurut sumber Al-Arabiya, dia diketahui merupakan dosen jurusan studi agama di Irak. Ahli filsafat asal Bahrain, Turki, Abu Humam Bakr bin Abd al-Aziz al-Athari mengatakan, al-Baghdadi berasal dari suku al-Bu Badri, yang sebagian besar berada di Samarra dan Diyala, Baghdad utara dan timur. al-Baghdadi yang kini berusia 43 tahun pernah ditangkap dan ditahan oleh tentara Amerika Serikat pada 2004, kemudian bergabung ke Al-Qaeda setelah dibebaskan. Menurut laporan jurnal bidang militer dan luar negeri Veterans Today, al-Baghdadi adalah orang Yahudi dan merupakan agen Mossad, dinas rahasia luar negeri Israel. Namun informasi ini juga belum bisa diklarifikasi kebenarannya.

2. Abu Muslim al-Turki

Fadel al-Hiyali atau yang menyebut dirinya sebagai Abu Muslim al-Turki merupakan Wakil pemimpin teratas ISIS. Dia menjadi orang kedua di pucuk pimpinan ISIS setelah al-Baghdadi. Menurut hasil investigasi Al-Arabiya, Abu Muslim al-Turki merupakan mantan petinggi militer Irak.

3. Abu Abdurrahman al-Bilawi

Adnan Ismail Nejm atau Abu Abdurrahman al-Bilawi merupakan Panglima Militer ISIS. Dia juga diketahui merupakan mantan petinggi militer Irak.


4. Abu Mohammad al-Adnani

Taha Sobhy Falaha atau yang dikenal dengan nama Abu Mohammad al-Adnani berperang sebagai Kepala Relasi Media ISIS atau juru bicara ISISal-Adnani diketahui berasal dari Suriah. Dia lahir di Kota Binnish, Idlib, Suriah pada 1977. Amerika Serikat menetapkan pendiri Front pemberontak Al-Nusra sebagai teroris kelas kakap internasional.


Darimana Sumber Dana ISIS?

Kelompok ekstrimis ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) tengah menjadi ancaman dunia internasional. Tak hanya bagi Irak dan Suriah, tapi juga Amerika Serikat dan Eropa, bahkan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Pergerakannya agresif terus melakukan perekrutan anggota dari kelompok-kelompok radikal seluruh dunia dan berhasil menduduki sejumlah wilayah Iraq dan Suriah. Dalam kemampuannya merekrut anggota baru, muncul pertanyaan dari mana sumber dana untuk menyokong pergerakan ISIS yang sedemikian agresif? Sebuah laporan yang dilansir News.com.au dan The New York Times menyebut ISIS memiliki uang mencapai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 23,4 triliun.
Uang mencapai puluhan triliun itu didapat dari donatur, uang tebusan dari aksi penculikan, dan pajak dan pendapatan perusahaan swasta dan pemerintah di Irak dan Suriah yang dikuasai ISISSejumlah kota Irak, seperti Mosul, menjadi ladang besar pendapatan ISIS. Sebab, Mosulmemiliki banyak infrastruktur strategis yang bisa dimanfaatkan kembali untuk menghasilkan uang. Misalnya Bendungan Mosul. Selain itu, duit dengan angka fantastis juga mereka dapat dari hasil perampokan ke sejumlah bank. Uang yang mereka dapat kemudian mereka gunakan untuk membeli senjata dan memberi “gaji” kepada anggotanya.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengungkapkan, ISIS memiliki dana yang cukup besar yang mereka dapatkan dari hasil penebusan sandera penculikan, yang kemudian dipakai untuk membayar anggota dengan jumlah yang juga besar. Ketua Free Syrian Army Sayap Pemberontak Suriah, Sheikh Hassan membeberkan jaringan ISIS cepat melebar lantaran pasokan dana yang cukup besar.
“Bayaran yang diterima para anggotanya lebih besar, mereka dilatih dan dipersenjatai dengan baik. Bahkan lebih baik dari tentara Irak dan Suriah,” ujar Sheikh Hassan, seperti dimuat New York Times, Senin (25/8/2014).
Menurut pakar terorisme Timur Tengah, Rodger Shanahan, sangat sulit untuk memprediksi secara pasti berapa “harta kekayaan” yang dimiliki kelompok Daulah Islamiyah tersebut.
“Kecuali kalau Anda pegang buku rekening rahasia mereka. Kita semua tahu banyak uang mengalir dari kawasan Teluk (Persia) ke Suriah. Kita tahu mereka telah menjual minyak dari beberapa area yang mereka kuasai. Kita juga tahu mereka menetapkan pajak ke sejumlah orang, tapi berapa banyak uang dari tiap-tiap sektor tersebut? Hanya mereka yang tahu,” papar Rodger. Lebih jauh, dia menjelaskan, ISIS tengah gencar memperluas daerah kekuasaan sebagai bagian dari misi mereka untuk mendirikan Negara Islam yang besar. “Dan mereka kini sedang mencoba memperluas wilayah dan kekuasaan melebihi pemerintah setempat (Irak dan Suriah),” tandas Rodger.
ISIS baru-baru ini merebut pangkalan udara militer Suriah di Tabqa. Militer Presiden Suriah Bashar al-Assad sedang mempersiapkan serangan balasan dan perebutan kembali basis tersebut. Sementara Amerika Serikat tengah mempersiapkan opsi untuk melancarkan serangan ke basis ISIS di Suriah, setelah menggempur markas milisi tersebut di Irak, sebagai langkah untuk melenyapkan keberadaan kelompok yang juga disebut IS.


sumber:
http://news.liputan6.com/read/2107911/asal-usul-4-pemimpin-tertinggi-isis?p=1
http://www.portalsejarah.com/sejarah-lahirnya-isis.html
http://ummatipress.com/sumber-dana-isis-berapa-gaji-anggota-pasukan-isis.html

SHARE ON:

Hello guys, Saya Riyan dista, Thanks ya udah mau berkunjung ke blog yang sederhana ini, dan mohon maaf apabila artikel didalamnya terdapat kesalahan dan tidak menarik.

    Blogger Comment

0 comments:

Post a Comment